WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : DENDAM MANUSIA PAKU
GEROBAK yang ditarik kuda cokelat tinggi besar itu meluncur kencang di jalan kecil menurun berbatu-batu. Lelaki berewok bertelanjang dada berbadan kokoh penuh otot dan memiliki cuma satu mata, menarik tali kekang kuda kuat-kuat. Tapi kuda itu tidak bisa dikendalikan lagi. Semakin ditahan tali kekang, semakin kencang kuda menggerakkan kakinya. Di sebuah tikungan, gerobak hampir terbalik, pengemudinya nyaris terlempar.
"Kuda jahanam! Aku memang ingin cepat sampai! Tapi tidak mau celaka!" teriak lelaki bermata satu. Kembali dia tarik tali kekang. Kepala kuda penarik gerobak tersentak ke belakang. Dari hidungnya dan mulutnya keluar cairan berbusa. Binatang ini meringkik keras.
Tapi sama sekali tidak berhenti.
Di balik tikungan, jalan semakin menurun, tambah sempit dan batu-batu besar bergelimpangan menyembul ke permukaan tanah. Beberapa puluh tombak di bawah tampak Waduk Selorejo. Dalam musim kemarau panjang. Dalam musim kemarau panjang waduk itu tak lebih dari sebuah lembah dalam berlumpur ditumbuhi semak belukar dan pepohonan liar serta tebing ba
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #81 ; Dendam Manusia Paku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : DENDAM MANUSIA PAKU
GEROBAK yang ditarik kuda cokelat tinggi besar itu meluncur kencang di jalan kecil menurun berbatu-batu. Lelaki berewok bertelanjang dada berbadan kokoh penuh otot dan memiliki cuma satu mata, menarik tali kekang kuda kuat-kuat. Tapi kuda itu tidak bisa dikendalikan lagi. Semakin ditahan tali kekang, semakin kencang kuda menggerakkan kakinya. Di sebuah tikungan, gerobak hampir terbalik, pengemudinya nyaris terlempar.
"Kuda jahanam! Aku memang ingin cepat sampai! Tapi tidak mau celaka!" teriak lelaki bermata satu. Kembali dia tarik tali kekang. Kepala kuda penarik gerobak tersentak ke belakang. Dari hidungnya dan mulutnya keluar cairan berbusa. Binatang ini meringkik keras.
Tapi sama sekali tidak berhenti.
Di balik tikungan, jalan semakin menurun, tambah sempit dan batu-batu besar bergelimpangan menyembul ke permukaan tanah. Beberapa puluh tombak di bawah tampak Waduk Selorejo. Dalam musim kemarau panjang. Dalam musim kemarau panjang waduk itu tak lebih dari sebuah lembah dalam berlumpur ditumbuhi semak belukar dan pepohonan liar serta tebing ba
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #81 ; Dendam Manusia Paku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Post a Comment (0)