Jasaview.id

Model Pembelajaran Multidimensional

Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dipakai untuk merancang pembelajaran tatap muka di dalam ruang kelas dan untuk menyusun materi pengajaran (Wiranata, 1992:34). Setiap model pembelajaran akan membantu di dalam merancang acara pembelajaran sehingga setiap siswa akan tertolong dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan kamus bahasa Indonesia, multidimensional berasal dari kata multi yang berarti banyak, dan dimensi yang berarti segi atau dimensi. Maka, model pembelajaran multidimensional merupakan suatu model yang  meninjau aneka macam segi, baik segi metode pembelajaran ataupun pendekatan yang dipakai dalam pembelajaran.
Berdasarkan laporan kegiatan piloting jurusan pendidikan fisika (2004) menyatakan bahwa model pembelajaran multidimensional yaitu suatu model pembelajaran yang dikembangkan dengan memakai beberapa pendekatan pembelajaran yaitu contextual teaching and learning based on constructivism, life skill, mind on and hand on activities.
Model pembelajaran multidimensional merupakan suatu model yang digagas oleh Guru Besar jurusan pendidikan fisika yaitu Prof. Dr. Achmad Hinduan, M.Sc. yang direalisasikan oleh para dosen di lapangan.
Berdasarkan isu yang diperoleh dari salah satu skripsi menyatakan bahwa pembelajaran dengan memakai model pembelajaran multidimensional guru tidak mengkotak-kotakan suatu pembelajaran dalam memberikan materi ajar, maksudnya dalam memberikan materi asuh tidak harus memakai satu metode atau pendekatan tertentu saja (Skipsi Yanti Rahmayanti, 2007).
Proses pembelajaran akan lebih bermakna apabila dikaitkan dengan pengalaman dan acara yang pernah dialami oleh siswa sebelumnya. Keterkaitan kehidupan kasatmata dalam pembelajaran dimulai dari sesuatu yang erat dengan siswa dan sesuai dengan kemampuan berfikir siswa. Dengan dikaitkannya dalam kehidupan kasatmata dalam pembelajaran, dibutuhkan dalam menimbulkan pembelajaran  lebih bermakna dan gampang difahami oleh siswa, baik konsep fisika maupun konsep aplikasinya dalam kehidupan nyata.
Suasana berguru mengajar yang dibutuhkan yaitu menimbulkan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Situasi berguru yang dibutuhkan yaitu siswa yang lebih banyak berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran dengan memakai model pembelajaran multidimensional, kiprah guru didalam kelas yaitu membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru lebih banyak berurusan dengan taktik pembelajaran sehingga pelaksanaan pembelajaran di kelas sesuai dengan karakteristik siswa, materi asuh dan kondisi lingkungan.

Tahapan-Tahapan Model Pembelajaran Multidimensional
Tahapan-tahapan yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran dengan memakai model pembelajaran multidimensional diantaranya :
a.    Pendahuluan, didalamnya terdapat acara apersepsi siswa dan penggalian konsep awal. Metode yang sanggup dipakai dalam pendahuluan contohnya dengan memakai metode tanya jawab atau dengan metode demonstrasi.
b.    Kegiatan inti, didalamnya terdapat acara konstruktivisme,  inquiry, berguru kelompok, tanya jawab, pemodelan, dan authentic assessment.
c.     Kegiatan penutup, terdapat acara refleksi.

Berdasarkan jurnal yang diperoleh dengan judul “A Multidimensional Approach for Analyzing and Constructing Teaching and Learning Processes about particle models”, yang dikemukakan oleh Silke Seifert, Helmut Fischler, yang menyatakan bahwa pendekatan multidimensional sanggup dipakai untuk meneliti proses berguru mengajar dan untuk membangun rencana pembelajaran. Jadi, dengan memakai model pembelajaran multidimensional dalam proses berguru mengajar sanggup dilihat kelebihan atau kekurangan dari masing-masing model pembelajaran yang ada, sehingga dengan melihat kondisi tersebut dibutuhkan terwujudnya proses pembelajaran yang lebih baik.
Pengembangan model pembelajaran melalui pendekatan multidimensional yang dilakukan dengan berbagi perangkat pembelajaran yaitu berupa rencana pembelajaran yang komponen-komponennya diubahsuaikan dengan rambu-rambu kurikulum.
Pada prinsipnya, suatu proses pembelajaran akan berjalan secara efektif dan efisien jikalau sesuai dengan karakteristik anak didik, karakteristik materi ajar, dan kondisi lingkungan. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa suatu model pembelajaran harus dikemas dan dilaksanakan dengan memakai aneka macam metode dan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran. Agar prinsip tersebut sejalan dengan perubahan paradigma pendidikan dari orientasi bidang studi menjadi berorientasi pada life skill dengan competency based training, demikian juga dalam prinsip pembelajaran dari teaching menjadi learning, maka beberapa pemikiran yang dipakai sebagai teladan dalam berbagi model pembelajaran fisika yaitu pendekatan contextual teaching and learning based on life skill and hand on activities yang selanjutnya disebut dengan pendekatan mutidimensional (Padri, 2004:1). Untuk memenuhi maksud di atas, berikut ini merupakan petunjuk bagi guru untuk mengajar dalam berbagi rencana pembelajaran.

Prinsip dasar dalam mengajar fisika :
1.      Sebagai fasilitator
2.      Mempertimbangkan tahap perkembangan penerima didik. Guru sanggup memulai pelajaran dengan memperlihatkan siswa kesempatan, untuk mengamati dan menilik suatu fenomena fisika, yang sebelumnya siswa telah berguru konsep.
3.      Melibatkan siswa, memperlihatkan banyak kesempatan dalam proses inquiry untuk mempelajari fisika.
4.      Mengembangkan kondisi berguru semoga siswa memahami konsep, teori, dan prinsip fisika; relasi antara konsep, prinsip dan teori; dan sanggup mempresentasikannya.
5.      Membuat kondisi berguru semoga siswa sanggup berbagi beberapa kemampuan berfikir yaitu kritis, analisis, dan rasional; serta dengan mempelajari dulu proses umum yang diadopsi jago fisika dalam mempelajari alam.
Langkah-langkah dalam  mengembangkan rencana pembelajaran:
1.      Analisis silabus dan  buku teks.
2.      Mengembangkan tujuan instruksional khusus yang didasari oleh tujuan instruksional umum yang sesuai dengan kurikulum. Guru sanggup mempertimbangkan aspek penting dari topik yang akan dipelajari oleh siswa.
3.      Menentukan taktik penilaian dan instrumen yang sempurna untuk mengukur tingkat prestasi secara tepat. Evaluasi sanggup meliputi semua bab aspek dalam prinsip dasar.
4.      Mengembangkan kegiatan berguru mengajar untuk memfasilitasi prestasi yang sesuai. Kegiatan berguru mengajar ditentukan sesuai dengan topik yang bergantung pada lingkungan, karakteristik topik, dan ketepatan yang akan dicapai.
Dengan menerapkan seluruh pemikiran yang ada dalam komponen-komponen contextual teaching ang learning, serta selalu berorietasi pada life skill, mind on and hand on activities dibutuhkan siswa akan lebih termotivasi untuk terlibat secara aktif dalam setiap proses pembelajaran, sehingga sanggup memperbaiki dan meningkatkan kinerja siswa baik secara individu maupun secara kelompok, disamping siswa akan merasa bahagia berguru fisika yang merupakan modal dasar untuk meningkatkan kualitas dan hasil berguru di sekolah.
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran multidimensional menurut jurnal yang dikemukakan oleh Tarek M. Abdelhamid, M.D, yang berjudul “The Multidimensional Learning Model : A Novel Cognitive Psychology-Based Model For Computer Assisted Instruction in Order to Improve Learning in Medical Student”, diantaranya :
a.    Terbentuknya interaksi dalam pembelajaran (siswa memperoleh isu berupa tanggapan atas permasalahan)
b.    Memberikan motivasi kepada siswa atas inovasi sendiri.
c.    Siswa sanggup membagi isu dengan siswa lain dalam suatu proses pembelajaran.
d.    Mengurangi pembelajaran sistem hafalan.
Dengan beberapa kelebihan atau keunggulan yang dimiliki model pembelajaran multidimensional dalam pembelajaran fisika dibutuhkan sanggup menimbulkan sistem pembelajaran menjadi lebih baik. Dengan model pembelajaran multidimensional dibutuhkan kiprah aktif siswa sanggup muncul dalam proses berguru mengajar. Hal ini alasannya yaitu siswa dituntut untuk melaksanakan inovasi sendiri menurut isu yang diperoleh, dan sistem pembelajaran yang sering dipakai siswa menyerupai sistem hafalan sanggup dikurangi. Selain itu, dengan model pembelajaran multidimensional akan terbentuk interaksi dalam pembelajaran baik interaksi yang terjadi antar siswa maupun interaksi antara siswa dengan guru. 
Lebih baru Lebih lama
Jasaview.id
Jasaview.id